Ø Intisari Surat
Al-kautsar
Perkembangan teknologi telah merambat ke
bidang kehidupan dan mempengaruhi pemikiran masusia dalam berbagai cara.
Teknologi lahir dari serangkaian pemikiran dan uji coba yang dilakukan manusia.
Dengan tujuan tertentu, sehingga dapat memudahkan dan mensejahterakan kehidupan
manusia.
Namun kesjarteraan saja tidaklah cukup
di muka bumi ini, demi kemajuan pemnfaatan teknologi dimanfaatkan sebagai bentuk kekuasaan, kehormatan dan
hidup bermegah-megahan. Sehingga syetan dengan mudah masuk ke dalam hati
manusia dan menghiasinya dengan kesombongan dan keangkuhan. Inilah yang harus
diwaspadai seorang muslim. Jika merasa mempunyai kelebihan yang lebih,
hendaknya berbagi dengan yang tidak mampu. Curahkan energi pemikiran ke jalan
yang benar serta gunakan kemajuan teknologi dengan bijak. Pada akhirnya kita
akan menjadi orang yang bersyukur akan nikmat Allah SWT.
Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna. Manusia diberi akal dan kemampuan berfikir untuk
mencipta. Tetapi perlu diperhatikan, ketika yang dicipta menentang hukum alam
yang telah ditetapkan Allah.
Seperti
sejarah yang menceritakan menara Babel. Menara Babel adalah menara raksasa yang
dibangun paska airbah yang memusnahkan umat manusia pada zaman Nabi Nuh AS.
Walaupun teknologi pada saat itu belum canggih, namun menara ini berhasil
berdiri kokoh dasar pemikiran raja Nambrud.
Menurut beberapa sumber, Nambrud
mendirikan menara Babel untuk mencapai langit dimana Tuhan Ibrahim berada.
Menara Babel juga sebagai pembangkangan terhadap Nabi Nuh agar kaumnya untuk
menyebar memenuhi bumi. Mereka berkumpul dan beanak-pinak di antara mereka
akhirnya terjadi bapak menikahi anak dan anak menikahi ibu seperti yang
dilakukan Nambrud menikahi ibunya. Dengan alasan tidak terpecah-pecah, mereka
membangun menara Babel serta menyatakan bangsa yang paling hebat di zamannya.
Allah pun murka. Allah datangkan azab. Mereka tercerai-berai menjadi 72 suku
dengan bahasa yang tak mereka kenal satu sama lain. Kisah ini juga telah
tertulis di Surat Al-Fajr ayat 6-13.
Satu lagi yang terkena azab Allah karna
bermegah-megahan serta tidak mensyukuri nikmat Allah bendungan ma’rib.
Bendungan raksasa yang dibangun Kaum Sa’bah ini merupakan bukti kemajuan
penting kaum Sa’ba. Sa’ba adalah nama suatu kaum kabilah dari kabilah-kabilah
Arab yang tinggal di daerah Yaman. Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan ynag
terkenal dengan kerajaan Sa’ba yang Ibu Kotanya adaah Ma’rib. Berkat bendungan
raksasa ini sebuah pulau hijau terhampat di gurun pasir. Ibu Kota Ma’rib
diuntungkan dengan kemakmuran dengan keuntungan geografisnya. Kota ini dekat
sungai adana. Kaum Sa.ba memanfaatkan bendungan ini seiring dengan peradaban
pembangunan mereka dan mulai mengairi wilayah tersebut. Ibu Kota Ma’rib adalah
Ibu Kota terindah di zamannya.
Penulis Yunan Bellili mengatakan
karyanya tentang hijaunya negeri Sa’ba. Bendungan di Ma’rib mempunyai tinggi 15
meter dengan lebar 60 meter dan panjang 620 meter. Perhitungan menunjukkan 2
dataran luas di kedua sisi kota mampu diairi bendungan tersebut.
‘Sesungguhnya bagi kaum Sa’ba ada tanda
kebesaran Allah di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan
dan di sebelah kiri. Kepada mereka dikatakan “Makanlah olehmu dari rizki yang
(dianugrajkan) Tuhanmu dan bersyukurlah
kamu kepadanya. (negerimu) adalah negeri yang baik.dan Tuhanmu adalah
Maha Pengampun.
Tetapi mereka berpaling. Maka kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka
dengan dua kebun yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit. Pohon atsl dan
sedikit dari pohon sidr. Demikianlah kami memberikan balasan kepada mereka
karena kekhafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab yang demikian itu
melainkan hanya orang-orang yang sangat kafir” (Q.S As Saba 15:17).
Kaum tersebut mengabaikan peringatan
Nabi yang disampaikan kepada mereka dan tidak mensyukuri nikmat Allah. Akhirnya
mereka dihukum dengan bencana mengerikan.
0 komentar:
Posting Komentar